About Me

Foto Saya
zappra
Ordinary People with Ordinary Thinking
Lihat profil lengkapku

DONATE

Pengikut

My Shout Box

Alexa

Review http://zappra.blogspot.com on alexa.com

E-Book Gratis

BUKU WAJIB ANDA

Ini adalah "Buku Wajib" yang harus dimiliki oleh Para Blogger, Web Designer, juga para Siswa dan Mahasiswa yang menuntut Ilmu dibidang Pemrograman Website. Memliki Buku ini adalah pilihan yang tepat, karena akan mendapatkan ilmu dan petunjuk dari pakarnya. Mudah dalam memahaminya karena disertai contoh contoh! Pesan Sekarang juga, dan kami akan mengurusi pesanan anda!

Coba Domain Anda

Ketikan Nama Domain yang anda inginkan, kemudian klik "submit" Ikuti Petunjuk berikutnya, maka anda sudah mempunyai domain yang dapat diisi dari blogspot ataupun wordpress.
Jangan tidak mencoba! Gratis Full!

DONATE

Free Website Hosting
Senin, 19 Juli 2010

postheadericon Rabat Buku, peluang yang tersia-siakan!

Mencari dalil untuk berkelit

bersilat kata hujjah pembenar

disaat sulit datang melilit

naluri mati dihajar nalar


 

dan…lidahku lagi lagi terpeleset

ketika bersenandung sebait lagu

……………………………..

tahun ini kusendiri

tak ada yang menemani

seperti tahun-tahun, yang sudah-sudah…… (munajat buku)

………………………………………………………………………………

Tahun ajaran 2010-2011 sudah berjalan sepekan, dan seperti tahun yang sudah-sudah, maka salah satu persoalan classic kembali muncul dipermukaan. Apalagi, kalau bukan persoalan "Book Tradding"!

Para marketing penerbit bersinergi dengan oknum tenaga pendidik dan oknum tenaga non pendidik, secara bersama-sama mengulurkan lengan guritanya menolong para orang tua murid dalam pengadaan buku sekolah. Sebuah win-win solution dimana pihak penerbit dapat menjual produknya sedangkan para orang tua tidak repot-repot mencari buku untuk putra/putri kesayangan hatinya. Lantas apa keuntungan yang didapat pihak sekolah (secara finasial) dalam transaksi model seperti ini? Tak ada!, ……….kecuali Rabat!

Jika kita iseng iseng bertanya kepada pihak sekolah, tak ada satupun institusi yang melakukan praktek ini, akan mengaku secara jujur dan terus terang bahwa telah terjadi "VOC" di lingkungan sekolahnya. Berikut ini adalah kalimat yang sudah baku yang mungkin kelak akan masuk kamus bahasa Indonesia edisi Dalil Berkelit;

  • Pihak Sekolah tidak menjual buku, yang ada adalah Penerbit menjual buku dan Orang Tua dipersilahkan untuk membelinya sesuai kebutuhan.
  • Komite Sekolah membantu para Orang Tua.
  • Koperasi Sekolah membantu orang tua murid agar tidak susah-susah mencari buku.
  • Untuk kesejahteraan para anggota Koperasi.
  • Tidak ada paksaan
  • dan lain-lain…….

Saya pernah bertanya, keuntungan berbentuk rabat buku yang diberikan penerbit kepada mediator, halal? Jawaban yang saya dapat; HALAL? Saya yang awam dalam ilmu fiqih setuju-setuju saja (daripada benjol…….), namun dalam hati menyisakan kepenasaranan terhadap hal-hal yang melatar belakangi dan nuansa transaksi model ini. Secara psikologis orang tua dihadapkan pada situasi yang tidak jauh dari "Tanam Paksa" ala Dai Nippon dulu, atau Monopoli ala Kompeni/VOC, sehingga ada unsur yang harus dipertimbangkan dalam transaksi model ini . Dan alat pertimbangannya bukanlah logika, melainkan nurani berladaskan iman.

Potongan Hadits mengatakan ;"…….segala amal perbuatan tergantung dari niat (awal)-nya…….." , sehingga adanya sinergi antara Penerbit dengan "Pihak Sekolah" (atau apapun istilahnya), harus ditinjau dari nawwat-nya.

Bagi penerbit jelas, niatnya adalah mendapatkan keuntungan dari penjualan produknya. Lantas apa niat dari pihak sekolah, yayasan, koperasi, guru, komite, (dan seabrek institusi yang termanipulasi-kan)?

Membantu orang tua muridkah?

Mensejahterakan gurukah?

Mensejahterakan anggota komite Sekolah kah?

kah …..kah…..kah?

Kalau memang niat awalnya adalah membantu para orang tua murid, maka ada sisa pertanyaan dalam hati saya;

"Kenapa Rabat buku yang diperoleh pihak mediator dari penerbit tidak dikembalikan kepada orang tua murid?"

Sahabat baik saya merupakan salah satu pengurus yayasan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, pernah menyarankan dalam sebuah musyawarah yayasannya, agar mengembalikan (50%) dari rabat buku yang diperoleh kepada orang tua murid dalam bentuk potongan harga (lagi), sehingga orang tua murid mendapatkan buku dengan harga yang lebih murah (lagi). Alhamdulillah……dengan suara 4 berbanding 1, akhirnya tercapai mufakat bahwa; "Rabat buku (kurang lebih 28%) yang diperoleh dari Penerbit dikembalikan kepada orang tua sebesal 0% (Nol persen)". Wakakakak……….., tetapi tak apalah, yang penting kan dikembalikan lagi, persoalan besaran nilainya , itu kan persoalan lain………hi hi hi………

…………………………………………………………….

Lantas apakah keuntungan yang diperoleh pihak oknum guru, jika Rabat buku tersebut dikembalikan kepada orang tua murid?

Aku bukan seorang Kiyai/Ulama ahli fiqih, namun aku yakin keuntungannya akan jauh lebih besar, karena Allah akan mentransfernya langsung ke rekening tabungan anda! Yakinlah akan hal itu!

Jika ada yang tidak sependapat dengan pola/alur berfikir dan sudut pandangku, maka tersedia forum untuk berdebat. Ingin tahu tempatnya?

………….dalam diri anda sendiri!

0 komentar:

Viscount

education counter
Powered by smartdegrees.com website.

Antologi Puisi Lekas

Google Adsense

Clock